Ringkasan Artikel: Faktor Risiko Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita. Pada tahun 2022, tercatat 2,3 juta kasus baru dengan 670.000 kematian. Faktor risiko dibagi menjadi dua kategori:
- Tidak dapat dikendalikan: usia, jenis kelamin, genetik, dan riwayat menstruasi.
- Dapat dikendalikan: pola makan, konsumsi alkohol, rokok, obesitas, dan terapi hormon.
Apa Itu Kanker Payudara?
Kanker payudara adalah penyakit yang muncul ketika sel-sel abnormal di jaringan payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor.
Tumor ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara, dengan kemungkinan menyebar ke jaringan sekitar maupun organ lain jika tidak segera ditangani.
Meski sebagian besar kasus dialami wanita, pria juga dapat terkena kanker payudara meskipun risikonya lebih kecil.
Dikutip dari Cancer.org, kanker payudara pada pria sangat langka (<1% kasus). Risikonya meningkat akibat mutasi gen BRCA, usia >60 tahun, serta paparan estrogen tinggi (karena sindrom Klinefelter atau obesitas).
Berdasarkan data global tahun 2022, ada sekitar 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara dengan angka kematian mencapai 670.000 kasus tercatat oleh WHO.
Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita di berbagai negara.
Di negara maju, 1 dari 12 wanita bisa terkena kanker payudara, sedangkan di negara berkembang angka kematiannya lebih tinggi.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Ada beberapa faktor risiko kanker payudara yang tidak dapat Anda kendalikan.
Faktor-faktor ini berkaitan dengan kondisi biologis dan riwayat kesehatan yang sudah melekat pada diri seseorang.
- Usia
- Jenis kelamin
- Riwayat keluarga dan genetik
- Riwayat menstruasi dan menopause
Usia
Semakin bertambah usia, risiko kanker payudara meningkat secara signifikan.
Mayoritas kasus terdiagnosis pada wanita berusia di atas 50 tahun, khususnya setelah menopause.
Hal ini diduga terkait akumulasi paparan hormon, mutasi genetik, dan perubahan seluler yang terjadi seiring waktu.
Perlu diketahui juga, menurut riset Breast Cancer Research Foundation menunjukkan kanker payudara pada perempuan <50 tahun meningkat lebih cepat.
Risiko kematian 40% lebih tinggi pada usia <40. Kini, kanker payudara jadi penyebab utama kematian kanker pada perempuan 20–49 tahun di AS.
Jenis Kelamin
Wanita memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena kanker payudara dibanding pria, dengan perbandingan sekitar 100:1.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh paparan hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi sepanjang hidup wanita.
Struktur jaringan payudara wanita yang lebih kompleks juga menjadi faktor pendukung terjadinya kanker.
Meski jarang, pria tetap perlu waspada karena kasus kanker payudara pada pria tetap ada.
Genetik/Riwayat Keluarga
Memiliki kerabat dekat dengan riwayat kanker payudara dapat meningkatkan risiko Anda secara signifikan.
Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 menjadi faktor genetik yang paling umum, yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Mutasi ini tidak hanya meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi juga kanker ovarium.
Oleh karena itu, skrining genetik dianjurkan bagi mereka dengan riwayat keluarga yang kuat.
Riwayat Menstruasi dan Menopause
Wanita yang mengalami menstruasi dini sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 55 tahun memiliki paparan estrogen lebih lama.
Paparan hormon ini dapat merangsang pertumbuhan sel payudara sehingga meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, penggunaan terapi pengganti hormon dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara.
Faktor Risiko Kanker Payudara yang Dapat Dikendalikan
Selain faktor biologis, ada juga faktor risiko kanker payudara yang dapat Anda kontrol.
- Gaya hidup dan pola makan
- Konsumsi alkohol dan rokok
- Obesitas dan kurang aktivitas fisik
- Penggunaan terapi hormon
Gaya Hidup dan Pola Makan
Pola makan tinggi lemak jenuh, gula, dan makanan olahan telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi.
Sebaliknya, mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan protein sehat dapat membantu melindungi tubuh.
Gaya hidup sehat seperti tidur teratur, mengelola stres, dan aktif bergerak juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh sekaligus menurunkan risiko peradangan.
Konsumsi Alkohol dan Rokok
Konsumsi alkohol meski dalam jumlah sedang dapat meningkatkan kadar estrogen dan merusak DNA sel, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.
Begitu juga dengan merokok, zat karsinogen di dalam rokok dapat memicu kerusakan sel payudara.
Menghentikan kebiasaan ini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan payudara.
Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik
Obesitas, khususnya pada wanita pascamenopause, meningkatkan produksi estrogen dari jaringan lemak.
Kurangnya aktivitas fisik membuat risiko bertambah karena tubuh kehilangan kemampuan untuk menjaga berat badan sehat dan mengendalikan peradangan.
Olahraga rutin menjadi salah satu cara efektif menekan risiko.
Penggunaan Terapi Hormon
Terapi hormon (HRT) pasca menopause, terutama kombinasi estrogen dan progesteron, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Risikonya naik seiring lama pemakaian, sehingga perlu konsultasi dokter dan penggunaan dosis terendah dalam durasi sesingkat mungkin.
FAQ Tentang “Faktor Risiko Kanker Payudara”
Apakah pria bisa terkena kanker payudara?
Ya, meskipun jarang, pria tetap berisiko terkena kanker payudara.
Apakah semua benjolan di payudara berbahaya?
Tidak, sebagian besar benjolan bersifat jinak, namun tetap perlu diperiksa.
Apakah obesitas selalu meningkatkan risiko kanker payudara?
Ya, terutama pada wanita pascamenopause, obesitas menjadi faktor risiko signifikan.
Apakah terapi hormon aman digunakan?
Terapi hormon dapat meningkatkan risiko, sehingga penggunaannya harus dengan pengawasan medis.
Bisakah pola makan sehat menurunkan risiko kanker payudara?
Ya, diet sehat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mendukung daya tahan tubuh.
Baca Juga:
Apakah Pneumonia Menular? Kenali Jenis dan Cara Penularannya